CERPEN INI ANE IKUTKAN DI LOMBA CERPEN
http://www.lp3i.ac.id/cerpen/UserAktifitas/view_artikel.php?id=533
SEMOGA MENGHIBUR.
http://www.lp3i.ac.id/cerpen/UserAktifitas/view_artikel.php?id=533
SEMOGA MENGHIBUR.
Bulan ramadhan, bulan yang ditunggu-tunggu
oleh umat islam diseluruh dunia itu telah kembali setelah penantian panjang
sebelas bulan lamanya. Anak-anak kecil dipedesaan sungguh gembira berbondong-bondong
menuju masjid rela menunggu dari sehabis sholat ashar dengan pakaian
warna-warni serba islami dengan wajah lucu dan kepolosan mereka menunggu tabuh
bedug awal puasa meskipun tabuh bedug baru akan dibunyikan setelah menunggu
sidang isbat dijakarta anak-anak kecil itu berlarian dimasjid dengan
teman-temannya sebaya ada yang menangis karena terjatuh ada juga yang bermain
kelereng dan ada juga yang membantu takmir masjid membersihkan lantai untuk
sholat taraweh sungguh gembira anak-anak itu menanti datangnya bulan yang
sangat suci, takmir masjid menunggu komando dari bapak “lebe” (KAUR keagamaan
desa) tidak ada yang berani dengan pak lebe bukan karena wajahnya yang garang
atau karena orangnya yang keras atau fanatik dengan ilmunya sendiri orang-orang
didesa kami sangat percaya dengannya karena ilmunya yang keramat, sekali mulutnya
membacakan ayat-ayat alqur’an diatas segelas air putih yang diambil dari
gentong miliknya penyakit apapun sembuh, itu kenapa orang-orang disesa kami
jarang yang kedokter kalau hanya sakit meriang atau bebelen. Jangankan takmir
masjid kiyai didesa kami pun takut dengan pak lebe. Aku juga bingung kenapa orang-orang
didesa kami takut dengan paklebe mungkin karena ilmu agamanya yang keramat,
seperti tahun-taun yang lalu meskipun sidang isbat telah diumumkan ditv namun
tidak ada yang berani mengumumkannya dimasjid, sebelum pak lebe datang kemasjid
dan meminta takmir untuk mengumumkannya, tidak hanya itu tabuh kentong yang
biasanya diletakkan dimasjid juga diletakkan dirumahnya meskipun kentongan
tanda datang waktu sholat itu dekat dengan masjid, orang-orang didesa kami
tidak berani berbuka puasa sebelum pak lebe menabuh kentongan yang diikatkan
dengan tambang didepan rumahnya meskipun radio sahara kendal sudah berani
mengumandangkan azan maghrib namun tidak ada satupun didesa kami yang berani
menyantap kolak sebelum kentongan itu ditabuh pak lebe.
Sore itu pak lebe marah mendengar suara
anak-anak gaduh dimasjid karena tidak bisa mendengarkan berita dari TVRI, tv
satu-satunya yang ia pelototi berhari-hari disaat waktu luang, tv hitam putih
satu chanel kesayangannya tv yang biasa ditonton meskipun dengan gambar tidak
jelas dan banyak semut-semut nois dilayarnya yang terkadang didalam tvnya
terdengar suara orang yang sedang berpacaran menggunakan radio brik, marah dan akhirnya datang kemasjid
dengan wajah garang serta langkahnya yang panjang dan cepat. Sekilas anak-anak
itu tidak melihat kedatangan pak lebe yang datang dari arah selatan seratus
meter bukan jarak yang dekat bagi pak lebe yang umurnya hampur kepala delapan
namun karena rumahnya terlihat dari masjid, salah satu dari anak-anak itu ada
yang melihat pak lebe menuju masjid
dengan wajah garang dan peci yang sedikit miring serta sarungnya yang
dijinjing. “ono mbah lebeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!!!” teriak dari salah
satu anak-anak dimasjid, puluhan anak-anak itu lari terbirit-birit tanpa arah
berdesakan mencari sandal-sandal mereka yang berserakan berdesak-desakan
dipintu masjid sebagian yang masih kecil kira-kira umur lima tahun hanya bisa
menangis karena saking takutnya dengan pak lebe lari dan hanya lari kerumahnya
masing-masing yang bisa dilakukan anak-anak itu karena saking takutnya dengan
pak lebe, aku juga bingung entah apa yang ditakuti oleh pak lebe yang belum
bersuara hanya melihatnya saja mereka sudah takut bukan kepalang.
Suasana
sudah sepi setelah pak lebe sampai dimasjid,marah tidak tersampaikan karena
anak-anak sudah terlanjur sepi pulang kerumahnya masing-masing hingga akhirnya
takmir masjid yang kena marah pak lebe karena tidak bisa memperingatkan
anak-anak itu untuk tidak gaduh dimasjid, pak lebe pun kembali pulang
melanjutkan gambar semut yang berada dilayar tvnya namun anak-anak itu tidak
kalah akal dan tidak ada takutnya ketika tidak ada orangnya suasana kembali
ramai dimasjid sama masih gaduh seperti tadi, dipelototi tv itu dengan jarak
satu meter dengan suara keras hingga terdengar radius seratus meter entah apa
yang dilihat namun setelah satu jam dia melototi semut semut itu dia seperti
mendapat wangsit lalu beranjak dari kursinya yang terbuat dari anyaman rotan
itu. Namun ada yang beda dengan wajahnya yang sekarang, mungkin mendapatkan
wangsit yang baik wajahnya tidak garang lagi dan jalannya pun tidak terlalu cepat,
meskipun dia keluar rumah dari pintu belakang agar anak-anak itu tidak melihat
kedatangannya dan datang dari jalan samping masjid.
Setelah
pak lebe sampai dimasjid anak-anak itu kembali lari terbirit-birit dengan
jeritan bah seperti orang melihat hantu takut bukan kepalang namun kali ini
anak-anak itu tidak bisa lari kerena pak lebe sudah berada diserambi masjid
mereka justru lari kedalam masjid ada yang ngumpet dibawah karpet ada pula yang
masuk kedalam lemari tempat Alqur’an ada yang menutupinya dengan mukena dan
lain sebagainya. Namun ternyata kedatangan pak lebe kali ini tidak untuk marah
namun untuk menabuh bedug tanda dimulainya bulan puasa telah tiba.
Anak-anak
itu pun keluar dan tidak takut lagi bahkan pada duduk melingkari bedug yang
sedang ditabuh oleh pak lebe karena perintahnya, suasana menjadi hikmat hati
berdebar diiringi tabuh yang keras tabuh bedug yang bernada tidak seperti tabuh
sholat jum’at tabuh yang begitu indah didengar karena kedatangan bulan yang
suci bulan yang penuh hikmah dan tentunya bagi mereka anak-anak itu adalah awal
bulan dimana mereka akan mendapatkan baju baru diakhir bulan serta uang yang
banyak yang akan mereka terima dari orang-orang yang suka memberi kepada
anak-anak serta suasana yang beda dari bulan-bulan lain.
Namun
ditengah-tengah tabuhan bedug pak kiyai didesa kami datang dan bilang kalau
sidang isbat mengumumkan puasa jatuh esok lusa karena menurut sidang isbat
dijakarta dari penjuru pelosok negeri belum ada yang melihat hilal, tabuhpun
dihentikan pak lebe bilang “masa tadi saya mendengar kalau puasa itu jatuh pada
esok hari makanya beduk harus dibunyikan tanda datang bulan ramadhan” mungkin
karena semut-semut dilayar tvnya serta pendengaran pak lebe yang kurang baik
sehingga salah menerima informasi atau wangsit dari tv. pak kiyai lalu
menjelaskan lebih rinci “memang benar pak, sebagian orang mengikuti metode
hisab puasanya mulai besok dan yang mengikuti metode rukyah dan sidang isbat
dijakarta puasanya esokan harinya” percakapan-percakapan telah dilontarkan antara
pak kiyai dan pak lebe sehingga tanpa sadar anak-anak kecil itu mendengarkannya
wajah merekapun lesu karena bulan ramadhan tidak jadi datan malam ini dan akan
datang keesokan harinya. “walaupun kita tidak memulai puasa esok hari bedug
harus tetap berkumandang kita harus menghormati yang melaksanakan puasa esok
hari” kata pak lebe dan pak kiyai terdiam merunduk hanya bisa mengatakan iya
pak . Pak lebe orang yang fanatic dengan ilmunya sendiri itu ternyata mempunyai
solidaritas yang tinggi yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan.
Wajah anak-anak itu kembali senang ketika bedug dibunyikan lagi meskipun awal
puasa akan dilaksanakan esok lusa semangat mereka untuk meramaikan masjid tidak
lah surut karena perbedaan awal puasa, mereka justru senang serta bergembiramenyambut daatangnya bulan puasa keesokan harinya.
----------------------------------------------------------------------------
Terimakasih
telah membaca cerpen ini pesan yang ingin saya sampaikan adalah :
- Pentingnya bergembira menyambut datangnya bulan ramadhan karena banyak keutamaan-keutamaan dibulan ramadhan bahkan senang saja kita dengan datangnya bulan ramadhan maka haram jasadnya masuk neraka seperti Sabda Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barangsiapa yang senang dengan datangnya bulan Ramadhan (karena iman dan Allah), maka diharamkan jasadnya masuk ke dalam api neraka".
- Pentingnya ilmu didalam diri, karena ilmu Allah akan mengangkat derajat kita seperti karakter pak lebe yang dihormati oleh orang-orang didesa itu karena ilmunya yang setiap hari ia alamkan sehingga orang segan terhadapnya.
- Pentingnya menghargai perbedaan karena susungguhnya Allah membuat suatu kaum yang berbeda-beda agar kita mengenal satu sama lain, baik karakter ras, atau dalil dari alQur’an dan hadist yang mereka yakini meskipun berbeda dengan dalil-dalil yang kita yakini, karena sejatinya semuanya benar dan tujuannya sama yaitu Laillahaillallah Muhammadurosulullah.
Click here for komentar
wah kamu jago nulis juga ya... bagus kok cerpennya, lanjutkan terus ya semangat nulisnya
BalasLoh loh loh disuruh komentar yang kurang apa kok malah memuji ..... hmmmmm
Balashehehe, koment di inbox aja deh, biar bisa curcol...xixixi
Balas