Ada Apa dengan Tukang Becak Satu Ini Menjerit dan Berlumuran Darah Baca Selengkapnya (kocak)

Sumber gambar : http://wahw33d[dot]blogspot[dot]com
Setelah lulus MTs Madrasah Tsanawiyah 13 di Sukorejo aku melanjutkan Sekolah di SMK sambil nyantri di sebuah pondok, karena saya ini dari keluarga yang kurang mampu jadi uang jajan kadang sering kurang (kurang bersyukur) jadi tidak jarang saya mencari tambahan uang dan salah satunya adalah menjadi nelayan mencari ikan dilaut jawa tiap hari minggu. 

Kejadian yang ingin saya ceritakan ini adalah ketika aku liburan ujian akhir semester SMK kelas II saya ikut nelayan perahu mini yang bekerja dilaut minimal tiga hari dan maksimal hampir satu bulan kalau penagkapan ikan banyak, waktu itu saya membawa uang lima belas ribu untuk beli jajan bekal dilaut namun sampai tiga hari ternyata tidak banyak ikan yang kami dapatkan akhirnya karena baru pertama kali aku tidak kuat dan meminta untuk pulang oleh pengemudinya, perahu pun berhenti di TPI (tempat pelelangan ikan) di kabupaten Batang Jawa Tengah karena penamgkapan ikan sedikit jadi saya hanya mendapatkan uang sepuluh ribu rupiah sungguh pekerjaan yang tak sebanding dengan bekalnya tapi saya sangat bersyukur mendapatkan uang segitu dari pada tidak sama sekali yah itung-itung untuk bekal pulang dari batang sampai kerumah. 

Kejadianya waktu itu malam hari kira-kira jam 12 malam saya bersama tiga temen saya yang satu gendut dan yang satunya biasa badanya seperti saya tidak gemuk juga tidak kurus mencari tukang becak di dekat TPI batang untuk mengantar ke jalan raya, setelah berjalan kesana kemarai sampai satu jam tidak saya temukan sosok tukang becak yang saya cari, dan setelah berjalan cukup panjang akhirnya saya menemukan tukang becak di pinggir jalan yang sedang tidur sambil berselimut sarung mukanya ditutupi topi, sungguh senang perasaan kami akhirnya capeknya kita bertiga bisa terobati. 

Kami bertiga mencoba membangunkan tukang becak yang lagi tidur itu, "pak bangun pak, bangun antarkan saya ke alun-alun batang" pinta sigendut namun si tukang becak itu ternyata sedang tidur pulas sekali hingga kami bangunin tidak bangun malah ngoroknya makin keras, akhirnya saya mencoba membangunkannya dengan cara menggoyang-goyang becaknya "pak bangun pak bangun ada gempa" si tukang becak itu kaget dan langsung keluar dari becak dikira ada gempa sungguhan "wooooe ono opo iki!!!!!!!!!!" dan dengan bersamaan kami bertiga ditambah tukang becak pun sama-sama KAGET!!! sampai-sampai saking takutnya sigendut mau kabur begitu saja. 

Setelah saya menjelaskan maksud tujuan kami akhirnya situkang becak mengerti dan mau mengantar kita sampai ke alun-alun namun yang sulit adalah tawar-menawar harga jasa naik becaknya bayangkan saya dan tukang becak tawar menawar hampir seperempat jam dari harga dua puluh ribu sampai lima ribu rupiah, belum tau kalau saya punya ajian memelas ha ha ha ha. 

Tawar menawar selesai dan kami bertiga pun menaiki becak yang dikemudikan oleh pak jarwo (nama samaran) yang umurnya kira-kira enampuluh tahun itu, lima ratus meter berjalan ternyata ada yang aneh dengan pak jarwo ini setiap kali dia menggenjot becaknya dia seperti kesakitan dan sedikit merintih serta mulutnya bersuara "aoo!!" genjot lagi dia bersuara "aooo!!" genjot "aooo!!" sampai hampir satu kilo meter setiap genjotan dia bersuara "ao!!!" kami sempat menanyakan pada pak jarwo "ono opo pak" dia jawab "rak opo-opo kok le" akhirnya kami tenang namun hampir dua kilo meter dia masih bersuara "aoo!!!" disetiap genjotan becaknya, padahal perjalanan masih tiga kilo meter lagi.

Perjalananpun berlanjut hingga ada sebuah tanjakan yang tidak terlalu tinggi namun juga sangat menguras tenaga bagi pak jarwo yang sudah setua itu, mengawali tanjakan, genjotan pak jarwo semakin kuat dan semakin berat karena becak yang seharusnya ditumpangi maksimal dua orang dan sekarang ditumpangi tiga orang, dan beda dengan genjotan pada jalan datar yang hanya merintih “aoo!!” di awal tanjakan ini rintihan pak jarwo juga semakin kuat “aaaooooo!!!!” sambil memejamkan matanya serta otot tanganya kelihatan kalau dia menahan beben berat.

Tiba di tengah tanjakan itu tiba-tiba pak jarwo menjerit namun dengan nada yang sama “AAAAAAAAAAOOOOOOOOOOOOOOO!!!!!!!!!” tanjakan menurun hingga tanpa digenjot becaknya jalan sendiri naum ini beda meskipun tidak menggenjot becak, pak jarwo tetap menjerit kesakitan “Aoooooooaaooooo!!” “Aooooo!!!” “Aooooo!!!” “Aooooo!!!” “Aooooo!!!” “Aooooo!!!” “Aooooo!!!” hingga berhenti di sebuah jalan datar dan pak jarwo turun dari becak dan tergeletak tengkurep di pinggiran jalan di bawah lampu jalan sambil merintih kesakitan, kami bertiga kaget dan takut bukan kepalang sungguh sangat takut dan bertanya tanya kenapa pak jarwo ini, dan tiba-tiba celananya berlumuran darah darahnya sangat banyak sigendut sampai gemetaran melihat darah maklum dia sangat takut dengan darah, terus saya bertanya tanya “kenapa pak !!!” berulang ulang namun dia hanya merintih kesakitan kami mau gotong ke becak tapi dia tidak mau ingin istirahat sebentar katanya, setelah lama menunggu dengan cemas alasan kenapa menjerit dan tiba-tiba berdarah lalu pak jarwo bilang dengan kata terbata-bata “le wudunku mecah” ternyata eh ternyata di bokong pak jarwo ternyata menyimpan wudun atau udun (bisul) yang sangat besar dia menyimpanya sudah tiga bulan lamanya dan di puncak tanjakan kecil tadi bisulnya pecah mengeluarkan mata dan lahar berwarna merah.

Setelah istirahat kami pun melanjutkan perjalanan namun karena kami tidak tega melihat pak jarwo kesakitan akhirnya kami yang mengemudikan becak itu sampai tujuan tiga kilo lebih kami bergantian menjadi pengemudi dan pak jarwo duduk di depan bersama kedua temen saya dan gantian.
Share this article :
+
Apakah Anda menyukai postingan ini? Silahkan share dengan klik di sini
encun

Saya hanyalah orang biasa yang menyukai blogging dan mencoba berbagi pengalaman dengan yang lain tentang blogging dan SEO. Semoga bisa bermanfaat.

Follow me on: Facebook | Twitter | Google+
×
Previous
Next Post »
2 Blogger Comments
Facebook Comments
Jumat, 25 Oktober 2013 pukul 19.42.00 WIB ×

Hahahahahah, kirain kena apa. Sip, makasih ceritanya.

Balas
avatar
admin
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkomentar
Copyright © 2013. Ahmad Roqib Blog - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger