Memperkuat mainset dalam membangun “Harmonisasi Seni dan Teknologi dalam Membangun Kemaritiman Dasar”


Tema diatas maknaya sangat dalam bagi kemajuan bangsa ini di bidang teknologi dan seni, kalau kita mampu membangun “Harmonisasi Seni dan Teknologi dalam Membangun Kemaritiman Dasar“ bangsa ini akan jadi bangsa yang besar dan mandiri.

Hari ini, kita dituntut mau tidak mau mempertahankan seni yang kita miliki dibarengi dengan perkembangan teknologi barat yang kian hari kian pesat tidak satu pun orang yang bisa membendung perkembangannya. Perkembangan yang mereka bawa dampaknya sangat luas dan dalam meskipun hanya di dunia maya atau hanya sebuat ide. Seni yang dimiliki bangsa ini kian punah atau diambil saripatinya oleh bangsa lain karena mereka mampu menerapkan harmonisasi seni dan teknologi di Negara mereka, dan dengan mata telanjang kita melihat mereka mengambilnya menggunakannya dan mengeklaim keberadaanya.

Namun tanpa kita sadari mereka sebagian “anak bangsa” telah berupaya berjuang untuk mensinkronisasi seni kedalam perkembangan teknologi, bukti ini bisa kita lihat banyak mahasiswa dan putra-putri bangsa Indonesia yang mampu merubah paradigma orang mengenai dunia maya menjadi dunia seni dan pembelajaran, bukti lain juga tercurah pada putra-putri bangsa yang bisa mensinkronkan seni dengan elektronik sehingga budaya yang dimiliki didaerahnya tidak punah meskipun saat ini sudah jarang yang memainkanya. bukti itu bisa kita lihat dari banyak media pembelajaran yang menggabungkan seni dan teknologi seperti yang saya baca di situs e-gamelanku.com



Kini untuk bisa menabuh gamelan tidak harus membeli yang harganya bisa dibilang mahal bagi kalangan menengah kebawah, cukup buka internet kita sudah bisa belajar menabuh gamelan, belajar notasi dan lain-lain. Teknologi ini sangat penting untuk kelestarian budaya jawa “gamelan” yang saat ini sudah kalah dengan musik-musik dari bangsa lain. 

Bukti lain adalah angklung elektronik yaitu angklung yang didesain seperti robot menggunakaan pemrograman java dan system Ubuntu, tidak harus mengerahkan banyak orang untuk memainkan alat ini karena sudah terprogram untuk memainkan lagu-lagu tertentu seni yang melibatkan teknologi yang dikembangkan anak bangsa ini bisa menghipnotis para penonton dengan lagunya yang enak tanpa harus melibatkan banyak orang untuk menabuhnya "karena memang tidak bisa menabuh dan jarang yang mau belajar". Sumber :www.flickr.com/photos/yudhaspiza/6876745351/]


 Sumber gambar : http://farm8.staticflickr.com/7039/6876745351_967d7a5a02_b.jpg

Contoh dua gambar diatas adalah bukti bahwa “Harmonisasi Seni dan Teknologi dalam Membangun Kemaritiman Dasar” sangat mungkin bisa dilakukan di Negara kita yang subur dan banyak aneka ragam budaya serta beribu-ribu pulau dengan keanekaragaman dan budaya masing-masing. Gambar diatas adalah acuan kita dalam mengembangkan seni dan budaya didaerah kita masing-masing dengan cara mensinkronkannya dengan teknologi. 

Dan ini juga sebagai wujud dari anak bangsa " Mahakarya Teknologi Bangsa Demi Kemajuan Masa Depan Indonesia" seperti yang dicanangkan oleh ITS Expo 

Untuk bisa memulai berfikir tentang harmonisasi diatas tentu tidak lepas dari pribadi kita yang giat membaca dan giat belajar aktif dan selalu menyukai ide-ide baru serta menuliskan pengalaman-pengalaman kita dibidangnya, itu adalah langkah awal kita dalam mengubah pribadi bangsa kita yang kaya dengan seni budaya dan kaya dengan seni yang berbeda-beda namun saat ini tidak terpelihara dengan baik.


IT Contest - ITS Expo



Share this article :
+
Apakah Anda menyukai postingan ini? Silahkan share dengan klik di sini
encun

Saya hanyalah orang biasa yang menyukai blogging dan mencoba berbagi pengalaman dengan yang lain tentang blogging dan SEO. Semoga bisa bermanfaat.

Follow me on: Facebook | Twitter | Google+
×
Previous
Next Post »
14 Blogger Comments
Facebook Comments
Selasa, 02 April 2013 pukul 13.24.00 WIB ×

wah artikelnya keren sob,angklung emang sudah membudaya :) minta visit backnya gan :)

Balas
avatar
admin
Selasa, 02 April 2013 pukul 13.26.00 WIB ×

Oke gan ... iya tapi hampir saja bangsa kita kecolongan angklung ya ...? mungkin dengan adanya alternatif2 lain agar angklung dapat berkumandang bisa menghalau bangsa lain untuk mengklaim angklung ini. he he he terimakasih sudah berkunjung

TKP

Balas
avatar
admin
Selasa, 02 April 2013 pukul 13.46.00 WIB ×

harus dicari jalan agar kesenian yang lain tidak tercuri. Keep BlogWalking bro.

Balas
avatar
admin
Selasa, 02 April 2013 pukul 14.23.00 WIB ×

Terimakasih pak ..?

Jalan satu-satunya adalah membentengi diri kita dari peradaban dari barat yang kurang pas di negara kita, yang saat ini sudah menjadi trend.

Balas
avatar
admin
Selasa, 02 April 2013 pukul 14.51.00 WIB ×

lebih cinta pada Produk Lokal aja dah.. :)

Balas
avatar
admin
Selasa, 02 April 2013 pukul 14.55.00 WIB ×

Yup betul banget gan...... apalagi kalu mensinkronkan dengan harmonisasi seni dan teknologi ... lebih mantabs tu ...?

Balas
avatar
admin
Selasa, 02 April 2013 pukul 14.56.00 WIB ×

Tetap lestarikan alat musik tradisional sob,agar tidak dicuri tetangga

Balas
avatar
admin
Selasa, 02 April 2013 pukul 15.25.00 WIB ×

betul gan ...? banyak kebudayaan bangsa kita sehingga kita terkadang tidak bisa menjaganya. mulai sekarang mari jaga dan lestarikan ....

Balas
avatar
admin
Selasa, 02 April 2013 pukul 16.59.00 WIB ×

jadi pengen main alat musik tradisional indonesia nih

Balas
avatar
admin
Rabu, 03 April 2013 pukul 08.51.00 WIB ×

HE he he .... dicoba aja gan .... disitu ada panduannya juga he he he makasih dah berkunjung

Balas
avatar
admin
Rabu, 03 April 2013 pukul 14.49.00 WIB ×

Makasih gan infonya, Keren ini jadi pengen megang gamelanya :)

Balas
avatar
admin
Kamis, 04 April 2013 pukul 07.55.00 WIB ×

@rafi,,, oke gan ...? makasih dah berkunjung. he he he kalau mau pegang gamelannya langsung tkp aja gan .. xixixixi

Balas
avatar
admin
Kamis, 04 April 2013 pukul 10.18.00 WIB ×

Bagus sob artikelnya :D

makasih yaa ^^

Balas
avatar
admin
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkomentar
Copyright © 2013. Ahmad Roqib Blog - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger