KORUPSI !!!! Sama Saja Mencuri

Korupsi tidak ada bedanya dengan mencuri, namun tidak seperti pencuri ayam atau pencuri sandal yang hukumanya bisa langsung di eksekusi baik dari tonjokan warga hingga hukuman penjara seperti yang tersirat dalam undang-undang pasal 362 yang hukumanya maksimal lima tahun penjara atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah, bahka didalam alqur’an (QS : 5 : 38) sudah dijelaskan “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”.
“Diceritakan dizaman Nabi SAW, seorang wanita dituduh mencuri. Ketika terbukti bahwa ia telah melakukan pencurian, Rasulullah SAW memerintahkan agar ia segera dihukum potong tangan. Orang-orang  Bani Makzum terkejut mendengar berita memalukan yang akan menimpa salah seorang wanita keturunan terhormat mereka karena pasti akan dipotong tangannya. Lalu mereka menghubungi sahabat Utsamah ibnu Zaid yang menjadi kesayangan Nabi, agar ia mau memintakan grasi dari Rasulullah terhadap wanita kabilahnya. Kemudian Utsamah memohon grasi untuk wanita tersebut, dan ternyata jawaban beliau “Apakah kamu meminta grasi terhadap salah satu hukuman had Allah?” Kemudian Nabi memanggil semua kaum muslimin lalu berpidato : “Wahai umat manusia, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah hancur, karena menerapkan hukuman had terhadap orang yang lemah, sedangkan yang mulia, mereka biarkan saja. Demi Dzat yang diriku berada dalam kekuasan-Nya seandanya Ftimah (anak Nabi) mencuri, maka pasti akan kupotong tangannya” (Hadist Riwayat bukhari)
Korupsi ada berbagai macam dilihat dari berbagai sudut dari korupsi yang paling ringan hingga korupsi yang paling berat dan keji seperti korupsi uang rakyat yang kadang malah berjamaah seperti halnya rampok.
Siapapun kita tanpa sengaja maupun disengaja pasti pernah melakukan korusi, baik dari korupsi waktu seperti telat datang ke sekolah, telat datang kerja, telat janjian dengan orang hingga membolos sekolah dan bolos kerja, atau korupsi sebuah pesan tidak menyampaikan pesan secara utuh bahkan terkadang ditambahi yang jelek atau malah tidak menyampaikannya, semua itu adalah korupsi dan bahkan sudah menjadi kebiasaan.
Perlu diketahui bahwa korupsi yang besar itu berawal dari korupsi yang ringan seperti yang diatas pada intinya adalah kebiasaan, siapapun orangnya bahkan jurang curam sekalipun tidak akan takut diterjuni oleh seorang terjun payung karena sudah biasa kebiasaan inilah yang harus diperbaiki pada diri kita sendiri dengan begitu Negara kita bebas dari koruptor dimasa depan. Tanpa seizing Allah. S.W.T bahkan KPK sekalipun tidak akan bisa membersihkan koruptor di Negara ini apalagi korupsinya berjamaah seperti pejabat yang beritanya heboh ketika tertangkap KPK.
Terus selain iman dan takwa yang kuat, hal apa yang bisa membentengi manusia untuk tidak melakukan korupsi baik dari yang ringan hingga yng berat, yaitu pendidikan dini tentang bahaya korupsi tidak hanya narkoba, korupsi kini juga semakin meresahkan hingga publik tidak lagi percaya kepada pemimpinnya walaupun tidak semua pemimpin di Negara ini korup, masih banyak pemimpin-pemimpin kita yang bersih namun karena beberapa gelintir orang korupsi maka pemimpin yang lain ikut-ikut terbawa.
Pendidikan dini tentang bahaya korupsi harus dilatih dari lingkungan keluarga keluarga sangat bertanggung jawab terhadap karakter anak sehingga tidak jadi koruptor nantinya, pendidikan ini dimulai sejak anak mendapat hukuman kecil ketika tidak mengerjakan sholat yaitu kira-kira umur tujuh tahun.
Sebagai orang tua harus menghukum anaknya kalau melakukan korupsi baik yang ringan maupun yang terberat seukuran anak kecil itu, untuk anak kecil tentu hukumanya berbeda dengan orang dewasa, saya jadi ingat waktu kecil dulu kira-kira umur saya Sembilan tahun dikampung saya ada seorang remaja kira-kira umurnya empat belas tahun tahun dari kampong sebelah ingin mencuri cengkeh di kampong saya namun sebelum aksinya dilakukan dia tertangkap basah oleh pemilik cengkeh yaitu tetangga saya, serentak anak itu ditangkap namun katanya dia berusaha kabur akhirnya karena si pemilik cengkeh itu berteriak orang-orang pada datang menangkap pencuri itu hingga akhirnya pencuri itu ditangkap diikat tangannya pakai tambang dan diarak keliling kampong, setelah itu di ikat di sebuah pohon cengkeh seharian di depan rumah tetangga saya itu dan ditonton warga sekampung, tidak ada tonjokan tidak serta tidak dilaporkan ke polisi ataupun hukuman fisik lainya namun hukuman diarak kampong itu sudah mewakili semuanya, saya masih ingat sekali waktu itu setiap warga yang ingin menonton pasti mengajak anaknya seperti saya yang diajak bapak saya nonton pencuri itu tidak hanya semua warga bapak saya juga menasehati saya bahkan karena bapak saya orangnya keras beliau bilang “andai kata saya seperti dia maka tidak hanya hukuman itu yang didapat” sejak itu dalam otak bawah sadar saya tertanam bahaya mencuri tidak karena malu tidak karena moral dan tidak karena saya takut pada hukuman bapak saya namun karena TAKUT sudah tertanam pada otak alam bawah sadar saya.
Beberapa jam setelah diikat ibu dan bapak si pencuri itu datang saya masih ingat sekali ibunya menangis malu dengan warga , tak tega juga anaknya diikat sungguh kasihan sekali ibunya saya tidak bisa membayangkan betapa malunya keluarganya, bahkan malu saja tidak cukup dia harus dijauhi teman-temannya serta ketika besar dia tidak lagi dipercaya masyarakat karena sifat pencurinya dimasa lampau.
Hukuman seperti itu menurut saya sudah pas untuk anak seumuranya hingga ada efek jera tidak mengulangi perbuatanya lagi mengingat dia adalah anak kecil yang perjalananya masih panjang, tidak terkecuali pada sebuah keluarga pada kasus korupsi dari yang teringan seperti yang diatas keluarga harus memikirkan hukuman yang pas namun tidak menyakiti tapi meletakkan sebuah kata TAKUT di dalam alam bawah sadarnya sehingga ada efek jera tidak melakukannya lagi jangan sampai salah menghukum yang akibatnya tidak membuat efek jera namun malah menjadi mental korup.
Kesimpulanya bahwa korupsi sangat lah keji baik yang berat atau ringan sekalipun yang namanya keburukan sangat tidak disukai oleh Allah. S.W.T maka dari itu kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukanya dimulai dari diri kita sendiri dan dimulai dari tidak berohong serta di mulai dari hal-hal kecil dari sifat kita yang jelek diubah menjadi hal baik, mengisi kegiatan-kegiatan kita dari hal jelek ke hal-hal yang positif, serta menjauhi teman-teman yang buruk dan mencari teman-teman yang baik untuk pergaulan kita, dan perubahan hanya akan menjadi angan kalau kita tidak take action dan hanya 3% orang didunia yang melakukan take action dan yang lain hanya ingin berubah saja namun tidak take action khirnya mereka tidak jadi berubah dan masih seperti yang dulu biasa-biasa saja.
Sekian terimakasih semoga tulisan ini dapat menginspirasi anda untuk terus berperang melawan korupsi pada diri kita, pada mereka dan kepada siapa saja yang melakukanya.
Semoga Allah.S.W.T meridhoi perubahan kita amiin.

Share this article :
+
Apakah Anda menyukai postingan ini? Silahkan share dengan klik di sini
encun

Saya hanyalah orang biasa yang menyukai blogging dan mencoba berbagi pengalaman dengan yang lain tentang blogging dan SEO. Semoga bisa bermanfaat.

Follow me on: Facebook | Twitter | Google+
×
Previous
Next Post »
6 Blogger Comments
Facebook Comments
Senin, 11 November 2013 pukul 16.51.00 WIB ×

:-)
Salut dengan artikelnya Gan...
Semangatttt

Balas
avatar
admin
Selasa, 12 November 2013 pukul 00.31.00 WIB ×

sebuah pendapat. dan sah-sah saja.

Balas
avatar
admin
Selasa, 12 November 2013 pukul 08.47.00 WIB ×

Makasih pak ... pada intinya itu adalah upaya kita untuk memerangi korupsi di mulai dari diri sendiri, sudah bersihkah kita. he he he he tanks dah berkunjung

Balas
avatar
admin
Ety
Rabu, 13 November 2013 pukul 12.26.00 WIB ×

Betul tuh, hukuman bagi koruptor di Indonesia tidak memberi efek jera. Kalau hukuman potong tangan tidak bisa diterapkan upaya seperti memiskinkan koruptor bisa jadi pilihan.

Balas
avatar
admin
Rabu, 13 November 2013 pukul 12.45.00 WIB ×

Wah mantabs banget usulannya tuh, mungkin kalau hanya dimiskinkan mereka tidak jera karena miskin itu relatif tidak bisa dipandang dari sudut manapun, mungkin dengan dipermalukan didepan umum akan jera.

Balas
avatar
admin
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkomentar
Copyright © 2013. Ahmad Roqib Blog - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger